Hari ini aku mau post tentang
cerita wattpad aku yang kedua setelah BimaNiken, sok dibaca ya jangan lupa VOMENT. Cerita tentang anak SMA yang dapat julukan MISS JUTEK.
Semoga ceritanya gak ngebosenin
kalian ya, gue harap banyak yang suka sama
cerita gue.
Sebelum baca follow akun gue dulu.
Setelah baca jangan lupa voment, inget gue gak butuh boom vote, gue butuh vote
sama komennya sekalian. Kasih kritik/saran terserah kalian, gue bakal terima.
Tolong hargai penulis, karna ngarang
itu gak gampang!! Bener gue gak bohong!
Gue bakal publish seminggu sekali
setiap hari Rabu, ya kalo nggak seminggu dua kali. Kalian tunggu aja.
Makanya VOMENT sebanyak-banyaknya!!!
Komen disetiap paragraf!!
Happy Reading...
Pengenalan Tokoh
Rizal Alvredo, Guru Matematika di
SMA Rialdo, SMA milik kakeknya. Orangnya ganteng, baik, cuek, berusia 23 tahun
tapi masih single.
Renata Azkia, orangnya cantik,
pinter, jutek banget, usianya baru 17 tahun tapi belum punya pacar.
Erika Adelia, sahabat Renata.
Orangnya manja, baperan, dan kolak alias
konek lama. Suka sama Aldi.
Aldi, Alex, Bayu, Varo kakel mereka.
Ganteng, most wanted.
Nella, Rika, Fina. Teman satu kelas
Renata dan Erika.
Sinopsis Me and My Teacher
Renata dengan julukan miss jutek di SMA Rialdo, tapi siapa sangka kejutekannya bisa diluluhkan oleh seseorang
Bagaimana kisah Renata dan seseorang tersebut? Bagaimana seseorang itu bisa melelehkan kejutekan Renata?
01-Gadis Jutek
Sebuah motor sport bermerk Kawasaki
Ninja H2R warna silver melaju menyapu jalanan ibu kota dengan kecepatan diatas
rata-rata sedang menuju ke sekolahan tepatnya di SMA Rialdo, sekolah terelit.
Sesekali ia melihat arlojinya yang menunjukkan pukul 06.58, dan itu artinya dua
menit lagi gerbang akan ditutup. Renata namanya, sudah menjadi kebiasaannya
berangkat sekolah mepet pukul 7 dan dia satu-satunya cewek disekolahnya yang
berangkat memakai motor sport dan juga berangkat paling terakhir.
Beruntung nasibnya, gerbang belum
ditutup. Saat gerbang akan ditutup, Renata langsung melajukan motornya dengan
cepat melewati gerbang membuat Pak Kadir selaku satpam disana terlonjak kaget
"Astaghfirullah, dasar non Renata bikin saya jantungan" ujar Pak
Kadir mengelus dadanya, menghembuskan nafas kasar dan hanya geleng-geleng
kepala.
Sesampainya diparkiran bertepatan
dengan bel tanda masuk berbunyi, Renata turun dari motor gedenya, melihat
arlojinya menunjukkan pukul 07.02 dan iapun langsung berjalan menuju ke kamar
mandi terlebih dahulu mengganti celananya dengan rok.
Renata berjalan menuju ke kelasnya
dengan wajah tanpa ekspresi. Didepan kelas ia sudah melihat Rika dan Fina,
teman satu kelasnya. Renata cukup dekat dengan mereka sejak pertama masuk
sekolah, tapi tak sedekat seperti ia dan Erika, karena Renata dan Erika sudah
bersahabat dari kelas 1 SMP.
Sudah menjadi kebiasaan Rika dan
Fina duduk dikursi panjang depan kelas mereka untuk mencuci mata dengan melihat
kakel. Renata berjalan santai melewati mereka sampai suara Rika dan Fina
menghentikan langkahnya, "Re gak bisa apa saat bel bunyi lo udah di
sekolah" cibir Rika dan dilanjutkan oleh Fina "Iya lo mah bel bunyi
baru dateng" dan hanya dijawab 2 kata oleh Renata tanpa ekspresi
"Udah biasa." Dan ia pun melangkahkan kakinya menuju ke dalam kelas.
Renata langsung menaruh bokongnya
dikursi miliknya. Ia melirik ke sahabatnya yang sedari tadi tersenyum-senyum
kayak orang gila itu membuat Renata heran, "Nape lo senyum-senyum"
"Lo tau gak?" tanya Erika
langsung saja dijawab oleh Renata "Nggak." Jawaban itu membuat Erika
menatap Renata sinis, "Gue belum ngomong." Renata menghembuskan
nafasnya kasar. Ia harus ekstra sabar menghadapi sahabatnya ini. Sudah dijawab
tapi malah ditatapin sinis kan yang salah situ "Apa?" tanyanya tanpa
ekspresi dan lebih mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya.
"Tadi malam gue chatan sama kak
Aldi" antusias Erika dan "Ohh" hanya itu yang keluar dari mulut
Renata karena ia sibuk bermain game di ponselnya. Kak Aldi merupakan most
wanted di SMA Rialdo, dan memang sudah hampir seminggu Erika selalu chatan
dengan Kak Aldi.
Dan lagi-lagi jawaban itu membuat
Erika kesal terhadap sahabatnya ini yang super duper juteknya minta ampun.
"Jutek amat sih!! Lo tanyain kek chatan apaan?!" usul Erika dengan
wajah masamnya membuat Renata menghentikan kegiatannya dan menatap Erika,
"Apaan?"
"Cuma chatan biasa sih"
jawab Erika membuat Renata kesal dibuatnya, "Gak guna." Renatapun
kembali dalam kesibukannya yaitu bermain game dan ia memasangkan earphone yang
dikalungkan dilehernya. Ia selalu mengkalungkan earphonenya saat pergi ke
sekolah dan kemanapun jika ia ingin membawanya.
"Jahat amat lo sama sahabat
sendiri," ucap Erika dengan muka cemberut dan bibir menyun. Kesal terhadap
Renata, ia pun berjalan keluar membuat Renata menghembuskan nafas melihat
tingkah sahabatnya ini.
Saat Renata akan menatap ponselnya
ia melihat Erika kembali masuk ke dalam dengan wajah yang tak masam seperti
tadi, 'Lah balik lagi tuh bocah' batin
Renata.
"Re lo tau gak?" Kembali
tanya Erika antusias tapi jawaban Renata membuat raut wajah Erika berubah masam
kembali, "Nggak." Melihat perubahan raut wajah Erika akhirnya Renata
mengalah dan lebih baik bertanya. Sebenarnya yang salah siapa sih dirinya apa
Erika??
"Apa?"
"Cucu dari pemilik sekolah ini
bakal jadi guru matematika dikelas kita" jawab Erika dengan mata
berbinar-binar. Namanya juga gadis jutek ya cuma, "Ohh" yang keluar
dari mulut Renata yang kembali menatap ponselnya.
"Gitu doang?" tanya Erika
menaikkan alisnya membuat Renata melepaskan earphonenya dan menatap Erika
menjawab pertanyaan Erika dengan suara sedikit lembut "Terus gue harus
ngapain loncat-loncat gitu?"
"Serah lo!" jawab Erika
kemudian duduk desebelah Renata. Sampai-sampai suara salah satu dari kelas
mereka membuat semuanya duduk tertib, "Masuk woy masuk" ucapnya
sambil berlari menuju mejanya. Renatapun menyimpan ponselnya dilaci.
Pelajaran pertamapun telah usai,
semua murid masih menenggelamkan mukanya dimeja karena terlalu mengantuknya mapel
pertama, mapel yang diyakini tidak disukai hampir semua siswa yaitu Bahasa
Indonesia. Karena mereka selalu dibuat PHP oleh soal-soal Indonesia. Butuh
kelogikaan yang cukup tinggi untuk menjawab soal-soal mapel Bahasa Indonesia
ini.
Dilanjutkan mapel selanjutnya yaitu
Matematika yang akan diampu oleh guru baru. Para cewekpun histeris karena
menurut gosip guru baru itu ganteng dan masih muda. Lain halnya dengan Renata,
ia malah sibuk bermain ponsel tak memperdulikan siapa guru barunya. Sedangkan
Erika, sahabatnya sudah mengoceh dari tadi, "Gue gak sabar pingin liat
muka guru kita katanya sih ganteng." Renata pusing dibuatnya ia pun
menutup telinganya dengan eraphone. Alhasil tindakan Renata membuat Erika
memanyunkan bibirnya.
Selang beberapa menit, Pak Bagas
selaku kepala sekolah di SMA Rialdo datang ke kelas mereka bersama seorang pria
yang diyakini dialah guru matematika baru mereka. Erika yang melihatnya
langsung berteriak histeris sambil menepuk-nepuk lengan Renata membuat Renata
melepaskan earphonenya dan menatap Erika sinis sedangkan yang ditatap mash
setia menatap guru baru mereka, "Ih beneran ganteng Re masih muda
kayaknya."
"B aja Er." Renatapun
menatap keluar jendela menghiraukan Pak Bagas yang sedang berbicara,
"Anak-anak kenalin ini Pak Rizal Alvredo, dia akan menjadi guru matematika
sementara disini mungkin 2 tahun. Pak Rizal baru lulus kuliah di London.
Umurnya baru 23 tahun."
Semua cewek terpesona dengan
ketampanan Pak Rizal, terkecuali Renata yang sedari tadi hanya menatap keluar
jendela. Membuat Pak Rizal menatap Renata, 'Jutek
banget kayaknya dia.'
Setelah Pak Bagas memperkenalkan Pak
Rizal, beliaupun keluar dan Pak Rizal langsung saja menjelaskan materi dan
kemudian memberikan contoh soal serta latihan soal.
"Disini yang pintar matematika
siapa?" tanya Pak Rizal menatap muridnya, semua cewek masih setia menatap
Pak Rizal. Lima detik kemudian semua siswa menjawab pertanyaan Pak Rizal tadi.
"Renata!!" Membuat siempunya nama tersadar dari lamunannya. Renata
yang merasa namanya disebut langsung protes, "Gue gak pintar-pintar amat
kalik"
"Tapi lo yang paling bisa
menguasai mapel ini" jawab salah satu teman kelas mereka dengan suara
nyaring. Renatapun mengumpat pada mereka, "Sialan!"
Setelah Pak Rizal tahu, ia pun
langsung menyuruh Renata, "Renata coba selesaikan tanpa bawa buku"
'Nantangin
gue nih guru' batin Renata. Iapun bangkit dari tempatnya kemudian berjalan
maju ke depan mengambil spidol mengabaikan Pak Rizal yang masih menatapnya
heran, 'Gue punya murid datar amat, tapi
pinter juga' batin Pak Rizal setelah melihat jawaban Renata yang tepat
dan terperinci.
Setelah menjawab Renata langsung
menaruh spidol dan berjalan menuju mejanya dengan datarnya. Pak Rizalpun
memujinya "Bagus jawabannya tepat." Pak Rizal bangkit dari tempatnya
karena melihat jamnya sudah selesai dan waktunya istirahat, "Pelajaran
sampai disini." Kemudian Pak Rizal berjalan keluar kelas bertepatan dengan
bel tanda istirahat.
"Re lo datar amat sih senyum
dikit kek," ujar Erika yang sedari tadi menatap sahabatnya ini. Renatapun
tersenyum secara terpaksa. "Pantes aja lo belum punya pacar!! Siapa juga
yang mau sama cewek muka tembok kayak lo?!" sambung Rika yang duduk
disebrangnya dilanjutkan tawaan Fina yang menggelegar.
"Bacot lo." Renata bangkit
meninggalkan mereka membuat Erika bertanya, "Mau kemana lo?"
"Kantin," jawabnya tanpa
menghentikan langkahnya.
"Ngapain?" tanya Erika
kembali.
"Boker."
"Lah boker dikantin tolol tuh
bocah," cibir Erika alhasil ia mendapat jitakan di kepalanya dari Rika
membuat siempunya kepala merintih kesakitan.
"Yang tolol lo udah tau ke
kantin pasti jajan lah" ucap Rika berjalan keluar kelas diikuti oleh Fina.
Erikapun berjalan keluar kelas mengejar Renata sambil teriak-teriak kaya orgil,
Renata yang merasa kasihan pada Erikapun akhirnya menghentikan langkahnya.
Dikoridor mereka bertemu Pak Rizal.
Erika langsung senyum ramah kepada Pak Rizal dan Pak Rizal hanya menganggukkan
kepala dengan kedua tangan didalam saku celana. Sedangkan Renata, ia tetap
berjalan menghiraukan Pak Rizal. 'Gila
jutek banget' batinnya.
Bisa dibilang sifat Pak Rizal cukup
cuek pada semua cewek, tapi tidak pada Renata yang membuat Pak Rizal penasaran.
Karena cuma Renata satu-satunya cewek yang acuh sama Rizal, berbeda dari cewek
lainnya.
Pelajaranpun dilanjutkan sampai
akhirnya bel tanda pulang berbunyi membuat semua siswa berhamburan keluar
kelas. Sama halnya dengan Renata dan Erika, mereka berjalan beriringan menuju
ke parkiran sekolah. Mereka menaiki motor masing-masing dan berpisah digang
rumah Erika. Karena rumah Erika lebih dekat dari sekolahan.
Setelah berpisah dengan Erika,
Renata menambahkan kecepatan motornya, karena tadi ia mengendarai motornya
pelan dikarenakan ia bersama Erika dan Erika tidak suka ngebut. Renata selalu dimarai Erika
jika mengendarai motor diatas kecepatan rata-rata, karena Erika tidak mau
terjadi apa-apa dengan Renata, apalagi Renata memakai motor sport gede yang
sepantasnya untuk cowok. Tak mau membuat sahabatnya khawatir maka dari itu jika
ia bersama dengan Erika maka ia akan mengendarinya dengan pelan.
Sesampainya dipekarangan rumahnya,
gerbang rumahnya sudah dibuka oleh satpamnya, Renata langsung memarkirkan
motonya didepan rumah gedenya. Bisa dibilang keluarga Renata cukup kaya. Renata
mematikan motornya dan langsung saja ia membuka pintu rumah, "Assalamualaikum"
"Gausah teriak-teriak
nape" protes mama Renata yang baru saja dari dapur.
"Re" panggil mamanya
melihat Renata berjalan menaiki tangga. Mendengar namanya dipanggil ia
menghentikan langkahnya menatap mama nya dengan muka datar tanpa ekspresi.
"Apa?"
"Sama maknya jangan jutek-jutek
napa Re" cibir mamanya. Ia sungguh bingung kenapa putrinya ini sungguh
jutek sekali, padahal dari keluarganya dan suaminya tidak ada yang sejutek
Renata, cuma Papanya yang sangat-sangat datar. Tapi ia tak jutek seperti putrinya,
ia hanya datar dan dingin. Entah Mamanya ngidam apa dulu saat hamil Renata
sampai-sampai jutek begini.
"Apa ma?" tanya Renata
dengan suara sedikit melembut
"Kamu gak iri sama temen kamu
yang uda-" Belum juga Mamanya menyelesaikan ucapannya Renata sudah terlebih
dahulu memotongnya, karena ia tahu apa yang akan Mamanya tanyakan pasti tentang
PACAR, "Gak." Renata melanjutkan langkahnya menaiki tangga menuju ke
kamarnya.
"Eh dasar Renata"panggil
Mamanya yang emosi karena tingkah Renata yang susah diatur, "Guejodohin
aja kalik ya tuh bocah" gumamnya menggelengkan kepala pusing
menghadapiputrinya ini.
Penasaran sama kisahnya, langsung baca aja klik link dibawah ini
https://my.w.tt/F6WJZR5sz7




