Rabu, 24 Juni 2020

Cerita Fiksi Remaja - Me and My Teacher

Welcome to my profil

Hari ini aku mau post tentang cerita wattpad aku yang kedua setelah BimaNiken, sok dibaca ya jangan lupa VOMENT. Cerita tentang anak SMA yang dapat julukan MISS JUTEK.

Semoga ceritanya gak ngebosenin kalian ya, gue harap banyak yang suka sama cerita gue.
Sebelum baca follow akun gue dulu. Setelah baca jangan lupa voment, inget gue gak butuh boom vote, gue butuh vote sama komennya sekalian. Kasih kritik/saran terserah kalian, gue bakal terima.
Tolong hargai penulis, karna ngarang itu gak gampang!! Bener gue gak bohong!
Gue bakal publish seminggu sekali setiap hari Rabu, ya kalo nggak seminggu dua kali. Kalian tunggu aja.
Makanya VOMENT sebanyak-banyaknya!!!

Komen disetiap paragraf!!


Happy Reading...
Pengenalan Tokoh
Rizal Alvredo, Guru Matematika di SMA Rialdo, SMA milik kakeknya. Orangnya ganteng, baik, cuek, berusia 23 tahun tapi masih single.
Renata Azkia, orangnya cantik, pinter, jutek banget, usianya baru 17 tahun tapi belum punya pacar.
Erika Adelia, sahabat Renata. Orangnya manja, baperan, dan kolak alias konek lama. Suka sama Aldi.
Aldi, Alex, Bayu, Varo kakel mereka. Ganteng, most wanted.
Nella, Rika, Fina. Teman satu kelas Renata dan Erika.


Sinopsis Me and My Teacher

Renata dengan julukan miss jutek di SMA Rialdo, tapi siapa sangka kejutekannya bisa diluluhkan oleh seseorang

Bagaimana kisah Renata dan seseorang tersebut? Bagaimana seseorang itu bisa melelehkan kejutekan Renata?


01-Gadis Jutek

Sebuah motor sport bermerk Kawasaki Ninja H2R warna silver melaju menyapu jalanan ibu kota dengan kecepatan diatas rata-rata sedang menuju ke sekolahan tepatnya di SMA Rialdo, sekolah terelit. Sesekali ia melihat arlojinya yang menunjukkan pukul 06.58, dan itu artinya dua menit lagi gerbang akan ditutup. Renata namanya, sudah menjadi kebiasaannya berangkat sekolah mepet pukul 7 dan dia satu-satunya cewek disekolahnya yang berangkat memakai motor sport dan juga berangkat paling terakhir.
Beruntung nasibnya, gerbang belum ditutup. Saat gerbang akan ditutup, Renata langsung melajukan motornya dengan cepat melewati gerbang membuat Pak Kadir selaku satpam disana terlonjak kaget "Astaghfirullah, dasar non Renata bikin saya jantungan" ujar Pak Kadir mengelus dadanya, menghembuskan nafas kasar dan hanya geleng-geleng kepala.
Sesampainya diparkiran bertepatan dengan bel tanda masuk berbunyi, Renata turun dari motor gedenya, melihat arlojinya menunjukkan pukul 07.02 dan iapun langsung berjalan menuju ke kamar mandi terlebih dahulu mengganti celananya dengan rok.
Renata berjalan menuju ke kelasnya dengan wajah tanpa ekspresi. Didepan kelas ia sudah melihat Rika dan Fina, teman satu kelasnya. Renata cukup dekat dengan mereka sejak pertama masuk sekolah, tapi tak sedekat seperti ia dan Erika, karena Renata dan Erika sudah bersahabat dari kelas 1 SMP.
Sudah menjadi kebiasaan Rika dan Fina duduk dikursi panjang depan kelas mereka untuk mencuci mata dengan melihat kakel. Renata berjalan santai melewati mereka sampai suara Rika dan Fina menghentikan langkahnya, "Re gak bisa apa saat bel bunyi lo udah di sekolah" cibir Rika dan dilanjutkan oleh Fina "Iya lo mah bel bunyi baru dateng" dan hanya dijawab 2 kata oleh Renata tanpa ekspresi "Udah biasa." Dan ia pun melangkahkan kakinya menuju ke dalam kelas.
Renata langsung menaruh bokongnya dikursi miliknya. Ia melirik ke sahabatnya yang sedari tadi tersenyum-senyum kayak orang gila itu membuat Renata heran, "Nape lo senyum-senyum"
"Lo tau gak?" tanya Erika langsung saja dijawab oleh Renata "Nggak." Jawaban itu membuat Erika menatap Renata sinis, "Gue belum ngomong." Renata menghembuskan nafasnya kasar. Ia harus ekstra sabar menghadapi sahabatnya ini. Sudah dijawab tapi malah ditatapin sinis kan yang salah situ "Apa?" tanyanya tanpa ekspresi dan lebih mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya.
"Tadi malam gue chatan sama kak Aldi" antusias Erika dan "Ohh" hanya itu yang keluar dari mulut Renata karena ia sibuk bermain game di ponselnya. Kak Aldi merupakan most wanted di SMA Rialdo, dan memang sudah hampir seminggu Erika selalu chatan dengan Kak Aldi.
Dan lagi-lagi jawaban itu membuat Erika kesal terhadap sahabatnya ini yang super duper juteknya minta ampun. "Jutek amat sih!! Lo tanyain kek chatan apaan?!" usul Erika dengan wajah masamnya membuat Renata menghentikan kegiatannya dan menatap Erika, "Apaan?"
"Cuma chatan biasa sih" jawab Erika membuat Renata kesal dibuatnya, "Gak guna." Renatapun kembali dalam kesibukannya yaitu bermain game dan ia memasangkan earphone yang dikalungkan dilehernya. Ia selalu mengkalungkan earphonenya saat pergi ke sekolah dan kemanapun jika ia ingin membawanya.
"Jahat amat lo sama sahabat sendiri," ucap Erika dengan muka cemberut dan bibir menyun. Kesal terhadap Renata, ia pun berjalan keluar membuat Renata menghembuskan nafas melihat tingkah sahabatnya ini.
Saat Renata akan menatap ponselnya ia melihat Erika kembali masuk ke dalam dengan wajah yang tak masam seperti tadi, 'Lah balik lagi tuh bocah' batin Renata.
"Re lo tau gak?" Kembali tanya Erika antusias tapi jawaban Renata membuat raut wajah Erika berubah masam kembali, "Nggak." Melihat perubahan raut wajah Erika akhirnya Renata mengalah dan lebih baik bertanya. Sebenarnya yang salah siapa sih dirinya apa Erika??
"Apa?"
"Cucu dari pemilik sekolah ini bakal jadi guru matematika dikelas kita" jawab Erika dengan mata berbinar-binar. Namanya juga gadis jutek ya cuma, "Ohh" yang keluar dari mulut Renata yang kembali menatap ponselnya.
"Gitu doang?" tanya Erika menaikkan alisnya membuat Renata melepaskan earphonenya dan menatap Erika menjawab pertanyaan Erika dengan suara sedikit lembut "Terus gue harus ngapain loncat-loncat gitu?"
"Serah lo!" jawab Erika kemudian duduk desebelah Renata. Sampai-sampai suara salah satu dari kelas mereka membuat semuanya duduk tertib, "Masuk woy masuk" ucapnya sambil berlari menuju mejanya. Renatapun menyimpan ponselnya dilaci.
Pelajaran pertamapun telah usai, semua murid masih menenggelamkan mukanya dimeja karena terlalu mengantuknya mapel pertama, mapel yang diyakini tidak disukai hampir semua siswa yaitu Bahasa Indonesia. Karena mereka selalu dibuat PHP oleh soal-soal Indonesia. Butuh kelogikaan yang cukup tinggi untuk menjawab soal-soal mapel Bahasa Indonesia ini.
Dilanjutkan mapel selanjutnya yaitu Matematika yang akan diampu oleh guru baru. Para cewekpun histeris karena menurut gosip guru baru itu ganteng dan masih muda. Lain halnya dengan Renata, ia malah sibuk bermain ponsel tak memperdulikan siapa guru barunya. Sedangkan Erika, sahabatnya sudah mengoceh dari tadi, "Gue gak sabar pingin liat muka guru kita katanya sih ganteng." Renata pusing dibuatnya ia pun menutup telinganya dengan eraphone. Alhasil tindakan Renata membuat Erika memanyunkan bibirnya.
Selang beberapa menit, Pak Bagas selaku kepala sekolah di SMA Rialdo datang ke kelas mereka bersama seorang pria yang diyakini dialah guru matematika baru mereka. Erika yang melihatnya langsung berteriak histeris sambil menepuk-nepuk lengan Renata membuat Renata melepaskan earphonenya dan menatap Erika sinis sedangkan yang ditatap mash setia menatap guru baru mereka, "Ih beneran ganteng Re masih muda kayaknya."
"B aja Er." Renatapun menatap keluar jendela menghiraukan Pak Bagas yang sedang berbicara, "Anak-anak kenalin ini Pak Rizal Alvredo, dia akan menjadi guru matematika sementara disini mungkin 2 tahun. Pak Rizal baru lulus kuliah di London. Umurnya baru 23 tahun."
Semua cewek terpesona dengan ketampanan Pak Rizal, terkecuali Renata yang sedari tadi hanya menatap keluar jendela. Membuat Pak Rizal menatap Renata, 'Jutek banget kayaknya dia.'
Setelah Pak Bagas memperkenalkan Pak Rizal, beliaupun keluar dan Pak Rizal langsung saja menjelaskan materi dan kemudian memberikan contoh soal serta latihan soal.
"Disini yang pintar matematika siapa?" tanya Pak Rizal menatap muridnya, semua cewek masih setia menatap Pak Rizal. Lima detik kemudian semua siswa menjawab pertanyaan Pak Rizal tadi. "Renata!!" Membuat siempunya nama tersadar dari lamunannya. Renata yang merasa namanya disebut langsung protes, "Gue gak pintar-pintar amat kalik"
"Tapi lo yang paling bisa menguasai mapel ini" jawab salah satu teman kelas mereka dengan suara nyaring. Renatapun mengumpat pada mereka, "Sialan!"
Setelah Pak Rizal tahu, ia pun langsung menyuruh Renata, "Renata coba selesaikan tanpa bawa buku"
'Nantangin gue nih guru' batin Renata. Iapun bangkit dari tempatnya kemudian berjalan maju ke depan mengambil spidol mengabaikan Pak Rizal yang masih menatapnya heran, 'Gue punya murid datar amat, tapi pinter juga' batin Pak Rizal setelah melihat jawaban Renata yang tepat dan terperinci.
Setelah menjawab Renata langsung menaruh spidol dan berjalan menuju mejanya dengan datarnya. Pak Rizalpun memujinya "Bagus jawabannya tepat." Pak Rizal bangkit dari tempatnya karena melihat jamnya sudah selesai dan waktunya istirahat, "Pelajaran sampai disini." Kemudian Pak Rizal berjalan keluar kelas bertepatan dengan bel tanda istirahat.
"Re lo datar amat sih senyum dikit kek," ujar Erika yang sedari tadi menatap sahabatnya ini. Renatapun tersenyum secara terpaksa. "Pantes aja lo belum punya pacar!! Siapa juga yang mau sama cewek muka tembok kayak lo?!" sambung Rika yang duduk disebrangnya dilanjutkan tawaan Fina yang menggelegar.
"Bacot lo." Renata bangkit meninggalkan mereka membuat Erika bertanya, "Mau kemana lo?"
"Kantin," jawabnya tanpa menghentikan langkahnya.
"Ngapain?" tanya Erika kembali.
"Boker."
"Lah boker dikantin tolol tuh bocah," cibir Erika alhasil ia mendapat jitakan di kepalanya dari Rika membuat siempunya kepala merintih kesakitan.
"Yang tolol lo udah tau ke kantin pasti jajan lah" ucap Rika berjalan keluar kelas diikuti oleh Fina. Erikapun berjalan keluar kelas mengejar Renata sambil teriak-teriak kaya orgil, Renata yang merasa kasihan pada Erikapun akhirnya menghentikan langkahnya.
Dikoridor mereka bertemu Pak Rizal. Erika langsung senyum ramah kepada Pak Rizal dan Pak Rizal hanya menganggukkan kepala dengan kedua tangan didalam saku celana. Sedangkan Renata, ia tetap berjalan menghiraukan Pak Rizal. 'Gila jutek banget' batinnya.
Bisa dibilang sifat Pak Rizal cukup cuek pada semua cewek, tapi tidak pada Renata yang membuat Pak Rizal penasaran. Karena cuma Renata satu-satunya cewek yang acuh sama Rizal, berbeda dari cewek lainnya.
Pelajaranpun dilanjutkan sampai akhirnya bel tanda pulang berbunyi membuat semua siswa berhamburan keluar kelas. Sama halnya dengan Renata dan Erika, mereka berjalan beriringan menuju ke parkiran sekolah. Mereka menaiki motor masing-masing dan berpisah digang rumah Erika. Karena rumah Erika lebih dekat dari sekolahan.
Setelah berpisah dengan Erika, Renata menambahkan kecepatan motornya, karena tadi ia mengendarai motornya pelan dikarenakan ia bersama Erika dan Erika tidak suka ngebut. Renata selalu dimarai Erika jika mengendarai motor diatas kecepatan rata-rata, karena Erika tidak mau terjadi apa-apa dengan Renata, apalagi Renata memakai motor sport gede yang sepantasnya untuk cowok. Tak mau membuat sahabatnya khawatir maka dari itu jika ia bersama dengan Erika maka ia akan mengendarinya dengan pelan.
Sesampainya dipekarangan rumahnya, gerbang rumahnya sudah dibuka oleh satpamnya, Renata langsung memarkirkan motonya didepan rumah gedenya. Bisa dibilang keluarga Renata cukup kaya. Renata mematikan motornya dan langsung saja ia membuka pintu rumah, "Assalamualaikum"
"Gausah teriak-teriak nape" protes mama Renata yang baru saja dari dapur.
"Re" panggil mamanya melihat Renata berjalan menaiki tangga. Mendengar namanya dipanggil ia menghentikan langkahnya menatap mama nya dengan muka datar tanpa ekspresi. "Apa?"
"Sama maknya jangan jutek-jutek napa Re" cibir mamanya. Ia sungguh bingung kenapa putrinya ini sungguh jutek sekali, padahal dari keluarganya dan suaminya tidak ada yang sejutek Renata, cuma Papanya yang sangat-sangat datar. Tapi ia tak jutek seperti putrinya, ia hanya datar dan dingin. Entah Mamanya ngidam apa dulu saat hamil Renata sampai-sampai jutek begini.
"Apa ma?" tanya Renata dengan suara sedikit melembut
"Kamu gak iri sama temen kamu yang uda-" Belum juga Mamanya menyelesaikan ucapannya Renata sudah terlebih dahulu memotongnya, karena ia tahu apa yang akan Mamanya tanyakan pasti tentang PACAR, "Gak." Renata melanjutkan langkahnya menaiki tangga menuju ke kamarnya.
"Eh dasar Renata"panggil Mamanya yang emosi karena tingkah Renata yang susah diatur, "Guejodohin aja kalik ya tuh bocah" gumamnya menggelengkan kepala pusing menghadapiputrinya ini.

 Penasaran sama kisahnya, langsung baca aja klik link dibawah ini

https://my.w.tt/F6WJZR5sz7



Tidak ada komentar:

Posting Komentar